BAB
III ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS
Kelompok 2 :
Ø Erindah Sari /
18211669
Ø Hartini Anggara Kasih
/ 13211250
Ø Rezi Septrian /
16211069
- Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Utilitarianisme
pertama kali dikembangkan oleh Jeremy bentham ( 1748 – 1842 ). Persoalan yang
dihadapi bentham dan orang orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik
buruknya suatu kebijaksanaan social politik, ekonomi dan legal secara moral.
Singkatnya bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan
yang mempunyai dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral. Apa criteria
dan dasar objektif yang dapat dijadikan pegangan untuk menilai baik buruknya
suatu kebijaksanaan public.
Secara
lebih konkret, dalam kerangka etika utilitarianisme kita dapat merumuskan tiga
kriteria objektif yang dapat dasar objektif sekaligus norma untuk menilai suatu
kebijaksanaan dan tindakan.
·
Kriteria pertama adalah manfaat, yaitu
bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan
tertentu. Jadi kebiasaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal
baik. Sebaliknya kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang
mendatangkan kerugian tertentu.
·
Kriteria kedua adalah manfaat terbesar
yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar
dibandingkan dengan tindakan yang lainnya.
·
Kriteria ketiga menyangkut pertanyaan
mengenai manfaat terbesar untuk siapa. Untuk saya atau kelompokku, atau juga
untuk semua orang yang terkait, terpengaruh dan terkena kebijaksanaan atau
tindakan yang akan saya ambil.
Dengan
demikian, Kriteria yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika
utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak orang mungkin.
2. Nilai positif Etika
Utilitarianisme
a.
Rasionalitas : Utilitarianisme tidak
menerima saja norma moral yang ada. Ia mempertanyakan dan ini mengandaikan
peran rasio. Utilitarianisme ini bersifat rasional karena ia mempertanyakan
suatu tindkan apakah berguna atau tidak. Dalam kasus seks pra nikah tadi,
utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab seks pra nikah dilarang.
b.
Utilitarianisme sangat menghargai
kebebasan setiap pelaku moral.
c.
Universalitas : semboyan yang terkenal
dari utilitarianisme adalah sesuatu itu dianggap baik kalau dia memberi
kegunaan yang besar bagi banyak orang. Hal ini sering dipakai dalam politik dan
negara.
Sampai
sekarang nilai etika utilitarianisme mempunyai daya tarik sendiri, yang bahkan
melebihi daya tarik deontologist. Yang paling mencolok etika utilitarianisme
tidak memaksakan sesuatu yang asing pada kita. Etika ini justru mensistemasikan
dan memformulasikan secara jelas apa yang menurut para penganutnya dilakukan
oleh kita dalam kehidupan sehari hari. Bahwa sesungguhnya dalam kehidupan kita,
dimana kita selalu dihadapkan pada berbagai alternative dan dilemma moral, kita
hamper selalu menggunakan pertimbangan – pertimbangan tersebut di atas.
3. Utilitarianisme
Sebagai Proses dan Standar Penilaian
·
Etika utilitarianisme digunakan sebagai
proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak
·
Etika utilitarianisme sebagai standar
penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
4. Analisis Keuntungan
dan Kerugian
Dalam
etika utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang
yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata mata
tertuju langsung pada keuntungan perusahaan.
Analisis
keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis.
·
Keuntungan dan kerugian, cost dan
benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian
perusahaan
·
Analisis keuntungan dan kerugian tidak
ditempatkan dalam kerangka uang.
·
Analisis keuntungan dan kerugian untuk
jangka panjang.
Langkah
konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis, berkaitan dengan
analisis keuntungan dan kerugian.
-
Mengumpulkan dan mempertimbangkan
alternative kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak banyaknya.
-
Seluruh alternative pilihan dalam analisis
keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yang menyangkut aspek
aspek moral.
-
Analisis neraca keuntungan dan kerugian
perlu dipertimbangkan dalam kerangka jangka panjang.
Dua
macam teori utilitarianisme
1)
Utilitarianisme Tindakan.
Suatu
tindakan itu dianggap baik kalau tindakan itu membawa akibat yang
menguntungkan.
2)
Utilitarianisme Peraturan
Teori
ini merupakan perbaikan dari utilitarianisme tindakan. Sesuatu itu dipandang
baik kalau ia berguna dan tidak melanggar peraturan yang ada.
5. Kelemahan Etika
Utilitarisme
v Manfaat
merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan
kesulitan yg tidak sedikit.
v Etika
utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya
sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dgn
akibatnya.
v Etika
utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
v Variabel
yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi.
v Seandainya
ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada
kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya
v Etika
utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi
kepentingan mayoritas
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar